Pada tahun tujuh puluhan,
Rhoma sudah menjadi penyanyi dan musisi ternama setelah jatuh bangun
dalam mendirikan band musik, mulai dari band Gayhand tahun 1963. Tak lama kemudian, ia pindah masuk Orkes Chandra Leka, sampai akhirnya membentuk band sendiri bernama Soneta
yang sejak 13 Oktober 1973 mulai berkibar. Bersama grup Soneta yang
dipimpinnya, Rhoma tercatat pernah memperoleh 11 Golden Record dari kaset-kasetnya.
Berdasarkan data penjualan kaset, dan jumlah penonton film- film yang
dibintanginya, penggemar Rhoma tidak kurang dari 15 juta atau 10%
penduduk Indonesia. Ini catatan sampai pertengahan 1984. "Tak ada jenis
kesenian mutakhir yang memiliki lingkup sedemikian luas", tulis majalah
TEMPO, 30 Juni 1984. Sementara itu, Rhoma sendiri bilang, "Saya takut
publikasi. Ternyata, saya sudah terseret jauh."
Rhoma Irama terhitung sebagai salah satu penghibur yang paling sukses
dalam mengumpulkan massa. Rhoma Irama bukan hanya tampil di dalam
negeri tapi ia juga pernah tampil di Kuala Lumpur, Singapura, dan Brunei
dengan jumlah penonton yang hampir sama ketika ia tampil di Indonesia.
Sering dalam konser Rhoma Irama, penonton jatuh pingsan akibat
berdesakan. Orang menyebut musik Rhoma adalah musik dangdut, sementara
ia sendiri lebih suka bila musiknya disebut sebagai irama Melayu.
Pada 13 Oktober 1973, Rhoma mencanangkan semboyan "Voice of Moslem" (Suara Muslim) yang bertujuan menjadi agen pembaru musik Melayu
yang memadukan unsur musik rock dalam musik Melayu serta melakukan
improvisasi atas aransemen, syair, lirik, kostum, dan penampilan di atas
panggung. Menurut Achmad Albar,
penyanyi rock Indonesia, "Rhoma pionir. Pintar mengawinkan orkes Melayu
dengan rock". Tetapi jika kita amati ternyata bukan hanya rock yang
dipadu oleh Rhoma Irama tetapi musik pop, India, dan orkestra juga. inilah yang menyebabkan setiap lagu Rhoma memiiki cita rasa yang berbeda.
Bagi para penyanyi dangdut lagu Rhoma mewakili semua suasana ada
nuansa agama, cinta remaja, cinta kepada orang tua, kepada bangsa,
kritik sosial, dan lain-lain. "Mustahil mengadakan panggung dangdut
tanpa menampilkan lagu Bang Rhoma, karena semua menyukai lagu Rhoma,"
begitu tanggapan beberapa penyanyi dangdut dalam suatu acara TV.
Rhoma juga sukses di dunia film, setidaknya secara komersial. Data PT
Perfin menyebutkan, hampir semua film Rhoma selalu laku. Bahkan sebelum
sebuah film selesai diproses, orang sudah membelinya. Satria Bergitar,
misalnya. Film yang dibuat dengan biaya Rp 750 juta ini, ketika belum
rampung sudah memperoleh pialang Rp 400 juta. Tetapi, "Rhoma tidak
pernah makan dari uang film. Ia hidup dari uang kaset," kata Benny
Muharam, kakak Rhoma, yang jadi produser PT Rhoma Film. Hasil film
tersebut antara lain disumbangkan untuk masjid, yatim piatu, kegiatan remaja, dan perbaikan kampung.
Ia juga terlibat dalam dunia politik. Di masa awal Orde Baru, ia sempat menjadi maskot penting PPP, setelah terus dimusuhi oleh Pemerintah Orde baru karena menolak untuk bergabung dengan Golkar. Rhoma Sempat tidak aktif berpolitik untuk beberapa waktu, sebelum akhirnya terpilih sebagai anggota DPR
mewakili utusan Golongan yakni mewakili seniman dan artis pada tahun
1993. Pada pemilu 2004 Rhoma Irama tampil pula di panggung kampanye PKS.
Rhoma Irama sempat kuliah di Universitas 17 Agustus
Jakarta, tetapi tidak menyelesaikannya. "Ternyata belajar di luar lebih
asyik dan menantang," katanya suatu saat. Ia sendiri mengatakan bahwa
ia banyak menjadi rujukan penelitian ada kurang lebih 7 skripsi tentang
musiknya telah dihasilkan. Selain itu, peneliti asing juga kerap
menjadikannya sebagai objek penelitian seperti William H. Frederick,
doktor sosiologi Universitas Ohio, AS yang meneliti tentang kekuatan
popularitas serta pengaruh Rhoma Irama pada masyarakat.
Pada bulan Februari 2005, dia memperoleh gelar doktor honoris causa dari American University of Hawaii
dalam bidang dangdut, namun gelar tersebut dipertanyakan banyak pihak
karena universitas ini diketahui tidak mempunyai murid sama sekali di Amerika Serikat
sendiri, dan hanya mengeluarkan gelar kepada warga non-AS di luar
negeri. Selain itu, universitas ini tidak diakreditasikan oleh
pemerintah negara bagian Hawaii.
Sebagai musisi, pencipta lagu, dan bintang layar lebar, Rhoma selama
kariernya, seperti yang diungkapkan, telah menciptakan 685 buah lagu dan
bermain di lebih 10 film.
Pada tanggal 11 Desember 2007, Rhoma merayakan ulang tahunnya yang ke
61 yang juga merupakan perayaan ultah pertama kali sejak dari orok,
sekaligus pertanda peluncuran website pribadinya, rajadangdut.com.
MUSIC
ON STAGE
LIRIK LAGU DAN CHORD GITAR
OFF STAGE
BIOGRAFI
ALAT MUSIC
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar